Oleh Poejangga Blegedes
Ibu
Budaya, mungkin itulah nama yang cocok untuk disematkan untuk menggambarkan
bahwa budaya adalah ibu yang melahirkan karakter seorang pemuda bangsa.
Kehilangan karakter budaya seakan seperti seseorang jauh dan meninggalkan ibu
yang megandung dan mengajarkan hingga menjadi pemuda yang sesungguhnya.
Pada
saat ini, pemuda seakan bangga memiliki budaya lain dengan menganggap Ibu
Budaya adalah hal primitif yang harus ditinggalkan. Budaya bangsa lain yang bagus
hanya secara substantif cenderung akan menghasilkan produk gaya-gaya-an bagi pemuda saat ini. Tidak mengherankan, pemuda sat ini memiliki karakter yang jauh
dari budaya-budaya bangsa. Sehingga, pemikiran utuh bangsa ini tergeser oleh
pemikiran asing yang tidak lain karena budaya yang ditinggalkan.
Pemuda yang masih ingin menyematkan budaya luhur
malah mudah dicap sebagai pemuda ndeso atau
tidak modern. Padahal pemuda
tersebutlah yang benar-benar memiiliki karakter bangsa ini. Cenderung pemuda
yang mengaku modern tidak sadar bahwa
mereka hanyalah pemuda plagiat/ tiruan bangsa
lain yang melupakan asal muasalnya. Andai bangsa lain mau melihat, tentu akan
mudah melabeli pemuda tersebut sebagai pemuda plagiat.
Oleh
sebab itu, dapat dikatakan pemuda yang tidak mengenal ataupun melupakan budaya
bangsa seakan seperti anak yang jauh dan meninggalkan ibu yang menyusuinya.
Sehingga nampaklah pemuda tersebut seperti tidak lagi berada di rumah sendiri
meskipun masih inggal dirumah sendiri, namun seperti tinggal dirumah orang
lain. Persoalan diatas tentu akan
mengakibaktkan pemuda berperilaku semaunya sendiri yang dapat merusak tatanan
rumah(bangsa) dan melanggar norma-norma yang ada.